Judul : Kak Seto: Full Day School ( FDS) Harus Dipertimbangkan Lagi
link : Kak Seto: Full Day School ( FDS) Harus Dipertimbangkan Lagi
Kak Seto: Full Day School ( FDS) Harus Dipertimbangkan Lagi
Full Day School - Mendikbud baru, Muhadjir Efendy membuat gebrakan dalam dunia pendidikan dengan mewacanakan menambah jumlah jam belajar di sekolah. Adapun sistem baru yang akan diterapkan adalah sekolah sehari penuh atau full day school (FDS).
Dan jika kebijakan ini diterpakan, maka para siswa akan pulang sekolah sore hari yaitu pukul 17.00 WIB. Dengan menemui wakil presiden, Muhadjir bersemangat membahas rencana penerapan sistem sekolah sehari penuh ( FSD) ini.
Sekolah Sehari Penuh, Pulang Jam 17.00, Sabtu Minggu Libur
Muhadir menjelaskan bahwa sekolah sehari penuh ( FDS) bisa mennerjemahkan atau perwujudan nawa cita, dimana pendidikan dasar SD dan SMP lebih banyak pendidikan karakter dibanding pengetahuan.
Menurut Mendikbud, dengan waktu yang lebih banyak ini, maka juga akan memberikan ruang kepada guru untuk mendidik siswa. Sebagai kompensasi dari perpanjangan jam sekolah ini, maka waktu libur akan dimaksimalkan pada hari Sabtu dan Minggu.
Dalam pertemuan dengan Medikbud dengan Wakpres Jusuf Kalla, Muhadjir diminta oleh Wapres untuk membuat sebuah pilot project terlebih dulu sebelum wacana ini benar-benar direalisasikan.
Alasan Sekolah Sehari Penuh (FDS)
Mantan rektor dari Universitas Muhammadiyah Malang ini mengaku memperoleh inspirasi menerapkan sistem sekolah sehari penuh 9 CFD) ini dari sekolah swasta. Beberapa sekolah swasta sudah mempraktikkan sistem sekolah sehari penuh ( FDS).
Menurut Mendikbud, dengan diberlakukaannya sekolah sehari penuh ( FDS) maka akan banyak hal positif yang timbul saat sistem baru ini diberlakukan.
Muhadjir mengatakan bahwa sistem sekolah sehari penuh mengharuskan siswa menyelesaikan belajar pada jam 17.00 WIB. Kondisi ini akan membuat orangtua bisa menyesuaikan jam pulang kantor sekaligus untuk menjemput anak sekolah.
Berbeda dengansaat ini, kata Muhadjir, siswa pulang sekolah pukul 13.00 WIB, sedangkan orangtua belum pulang pada saat siswa sudah pulang. Di sisi lain, anak sudah dilepas oleh sekolah setelah pulang, sehingga tak ada yang mengawasi.
Muhadjir berharap, bahwa sistem ini akan mengurangi peluang negatif yang ditimbulkan dari celah waktu 4 jam anak tanpa ada pengawasan itu. Sehingga kasus kriminalitas yang mungkin bisa saja terjadi dapat diantisipasi.
Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Kak Seto mengatakan ada banyak hal yang harus disiapkan sebelum Full Day School diterapkan. Misalnya kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif, sehinggapeserta didik tak mengalami kejenuhan.
Dari segi pendidikan anak, konsep FDS dianggap sangat tak efektif karena guru yang mampu mengajar secara interaktif di kelas sangat minim. Padahal peran seorang guru ini penting agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar di sekolah.
Konsep Full Day School jangan sampai menggantikan peran pendidikan yang siperoleh dari orang tua kepada anaknya. Peran pendidikan keluarga juga sangat penting bagi anak sehingga para orang tua perlu diberdayakan untuk melakukannya.
Seto memandang bahwa tanggung jawab mendidik bukan hanya urusan sekolah karena sekolah hanya mendidik secara akademis. Hal yang perlu dipikirkan adalah memberdayakan pendidikan nonformal agar anak-anak bisa belajar hal lain.
Bagi Seto, pendidikan semacam ini diperlukan untuk anak-anak karena bisa mempersiapkan anak-anak sebelum mereka terjun ke masyarakat.
Full Day School Buka Berartti Belajar Seharian di Sekolah
Full day school bukan berarti para siswa belajar selama sehari penuh di sekolah. Program ini memastikan siswa bisa mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Kak Seto: Full Day School Dipertimbangkan Lagi
Seto Mulyadi Ketua KPAI dan lebih akrab disapa Kak Seto mengatakan bahwa rencana penerapan Full Day School (FDS) bagi pelajar SD dan SMP perlu ditinjau ulang.Kak Seto |
Kak Seto mengatakan ada banyak hal yang harus disiapkan sebelum Full Day School diterapkan. Misalnya kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif, sehinggapeserta didik tak mengalami kejenuhan.
Dari segi pendidikan anak, konsep FDS dianggap sangat tak efektif karena guru yang mampu mengajar secara interaktif di kelas sangat minim. Padahal peran seorang guru ini penting agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar di sekolah.
Konsep Full Day School jangan sampai menggantikan peran pendidikan yang siperoleh dari orang tua kepada anaknya. Peran pendidikan keluarga juga sangat penting bagi anak sehingga para orang tua perlu diberdayakan untuk melakukannya.
Seto memandang bahwa tanggung jawab mendidik bukan hanya urusan sekolah karena sekolah hanya mendidik secara akademis. Hal yang perlu dipikirkan adalah memberdayakan pendidikan nonformal agar anak-anak bisa belajar hal lain.
Bagi Seto, pendidikan semacam ini diperlukan untuk anak-anak karena bisa mempersiapkan anak-anak sebelum mereka terjun ke masyarakat.
Bagaimana bapak ibu guru? Siapkah menyambut kebijakan sekolah sehari penuh ini jika benar-benar direalisasikan?
Semoga bermanfaat.
Sumber: Liputan6.com