Lagi-Lagi Guru di Tahan, Kali Ini Di Sinjai Sulawesi Selatan


Judul : Lagi-Lagi Guru di Tahan, Kali Ini Di Sinjai Sulawesi Selatan
link : Lagi-Lagi Guru di Tahan, Kali Ini Di Sinjai Sulawesi Selatan


Lagi-Lagi Guru di Tahan, Kali Ini Di Sinjai Sulawesi Selatan

Info Kepegawaian - Belum lagi tuntas kasus Nurmayani guru di sebuah sekolah di daerah Bantaeng dan Muh Arsal di Selayar, kini kasus guru baru beranama Mubazir, Guru Sukarela di SMA Negeri 2 Sinjai Selatan harus mendekam di penjara.
Adalah orang tua dari Saharuddin yang melaporkan sosok guru Mubazir ke Polsek Sinjai Selatan yang berujung ditahannya Mubazir. Satu lagi ancaman atas upaya guru dalam mendidik siswa dan bukan hanya sekedar mengajar siswa.
Kejadiannya berawal pada saat menjelang ujian semester, pihak sekolah memberikan pengumuman agar semua siswa SMAN 2 Sinjai Selatan merapikan rambut. Pada saat hari pertama pelaksanaan ujian semester tanggal 30 Mei 2016, semua siswa yang belum memotong rambut maka dipotong rambutnya kecuali siswa bernama Saharuddin yang menolak dipotong rambutnya dengan alasan akan memotong rambutnya sendiri.
guru dipenjara karena cukur murid
ilustrasi/image by google

Selasa, Rabu, Kamis sampai Jumat berlalu, Saharuddin pun tak juga memotong rambutnya hingga akhirnya guru-guru pun mengambil langkah tindakan tegas. Mubazir mendapat tugas untuk memotong rambut Saharuddin. Pada saat dipotong rambutnya, Saharuddin menolak dan bahkan menangkis dengan tangan yang berakibat tergoresnya tangan Saharuddin.
Saharuddin selanjutnya diberikan pengobatan di UKS meski  lukanya tak seberapa dan pulang dari sekolah dengan rasa bersalah.

Tapi kemudian esok harinya, Saharuddin bersama sang ibu melaporkan Mubazir ke Polsek dan selanjutnya Senin, 6 Juni 2016, Andi Ahmad, Kepala SMAN 2 Sinjai Selatan mengunjungi ibu korban dan ibu korban menerima penjelasan dari Kepsek dengan baik. Namun ayah korban ngotot untuk tetap mempolisikan Mubazzir.

Kini Mubazir, mendekam di hari kedua dalam sel polisi.  “Bupati, Camat, Kepala Dinas, Legislator, mengapa kalian semua diam dan membiarkan pendidik dan pencetak masa depan bangsa harus merasakan dinginnya bilik dibalik jeruji besi? Bapak dan ibu para orang tua siswa, sampai kapan kita membiarkan guru-guru kita mendidikan dalam ketakutan?,” ujar Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim.

Bapak dan ibu para orang tua, apakah bapak dan ibu sanggup mendidik dan mengajar anak-anak kalian tanpa guru?. Bahkan untuk sesuatu yang tidak disengaja, bapak dan ibu para orang tua siswa ngotot memenjarakan guru-guru Indonesia?,” sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kompetensi para guru memang belum pada tahap yang diinginkan, mengajar dan mendidik tanpa kekerasan, mengajar dan mendidik tanpa sentuhan fisik.

Tapi berikan kami kesempatan untuk terus lebih baik dan jangan biarkan guru-guru kita menjadi korban kalian semua para orang tua yang mungkin tak sanggup mendidik anak sendiri. Apakah kalian mau anak-anak bapak ibu kami menjadi seperti gambar-gambar ini, kami dan kalian para orang tua tak lagi sanggup mendidik mereka?,” tuturnya.
Lalu, harus sampai kapan nasib guru harus seperti ini. Semoga Bpk. Mubazir segera bebas dari segala tuntutan. Salam solidaritas.

Sumber: http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/06/08/lagi-ada-guru-ditahan-di-sinjai-igi-turut-prihatin/